Laboratorium PKS

Ada sesuatu yang penting dari bahagian industri yakni analisa terhadap mutu produksi. Penganalisaan terhadap mutu produksi ini dilakukan oleh analis laboratorium. kita sudah faham bahwa Tujuan utama dari pabrik kelapa sawit adalah untuk menghasilkan CPO dan Palm Kernel dengan kualitas yang baik serta tingkat efficiency ektraksi yang maksimal, tetapi juga dengan biaya yang minimal. Untuk mencapai tujuan ini dibuatlah sebuah laboratorium didalam lingkungan pabrik minyak kelapa sawit dengan tujuan untuk menyediakan informasi guna menilai keadaan proses yang dilakukan serta mutu produksi yang dihasilkan.

  1. Tujuan utama sebuah laboratorium pabrik minyak kelapa sawit adalah sebagai berikut :Untuk memeriksa kualitas CPO & Palm kernel yang dihasilkan setiap hari guna memastikan bahwa standar yang telah ditetapkan telah dipenuhi. 
  2. Tempat pengujian secara rutin atas kehilangan minyak dan kernel selama proses berlangsung serta menghitung efficiency ektraksi CPO & Palm kernel, untuk memastikan bahwa kehilangan serta efficiency ektraksi berada dalam standar yang ditetapkan.
  3. Melakukan pengawasan terhadap TBS serta menganalisa komposisi dari buah tersebut dan pengujian-pengujian lainnya.
  4. Untuk menganalisa contoh air boiler, serta perlakuan terhadap air umpan boiler apakah parameter-parameter yang terkandung dalam contoh sudah sesuai dengan batasan yang diinginkan.
karena penting sekali keberadaan laboratorium ini maka tidak boleh main - main dalam pengerjaanya, begitu juga Peralatan dan bahan kimia yang digunakan untuk menunjang kelancaran operasional laboratorium harus tersedia dalam jumlah yang cukup, guna mengantisipasi keperluan yang mendadak tanpa harus membuang waktu lagi. adapun beberapa alat yang biasa digunakan dalam laboratorium adalah :
  1. Neraca analitis electric, Fungsi : untuk menimbang contoh dengan teliti.
  2. Oven Fungsi : Untuk mengeringkan bahan-bahan yang dianalisa sesuai dengan temperatur yang diinginkan.
  3. Desikator vacuum, Fungsi : Untuk mendinginkan contoh dalam keadaan vacuum setelah contoh dipanaskan dalam oven dan sebelum ditimbang pada neraca analitis.
  4. Drying cabinet, Fungsi : Untuk menyimpan dan mengeringkan peralatan analisa dari gelas setelah dicuci. 
  5. Water bath, Fungsi : Untuk memanaskan contoh sewaktu melakukan pekerjaan ektraksi oil losses. 
  6. Flocculator, Fungsi : Alat untuk analisa jar mixer test air baku guna menentukan dosis bahan kimia yang digunakan untuk proses penjernihan air.\
  7. Soxlet ektraktor, Fungsi : Untuk alat ektraksi oil loses. 
  8. Hot plate & magnetic stirrer, Fungsi : Untuk memanaskan contoh, dan mengaduk contoh secara automatis.
  9. DO meter, Fungsi : Untuk mengukur DO contoh air secara electric. 
  10. Incubator, Fungsi : Untuk mengeramkan contoh analisa BOD 
  11. Pompa vacuum, Fungsi : untuk membantu mempercepat penyaringan contoh.
  12.  Burette, Fungsi : alat untuk titrasi
  13. DS meter, Fungsi : untuk mengukur TDS dalam contoh air 
  14. Water still glass, Fungsi : untuk destilasi air guna membuat aquadest. 
  15. Triple beam balance, Fungsi : untuk menimbang contoh dengan tidak teliti (teknis). 
  16. Dan peralatan gelas lainnya, Fungsi : untuk membantu kelancaran kerja analisa.
selain peralatan, ada juga beberapa bahan kimia yang digunakan dalam analisa produksi di PKS. Yakni :
  1.  NaOH kristal GR
  2. Indikator phenolphtalein kristal GR
  3. Indikator methyl orange kristal
  4. Asam sulphate bj 1.84
  5. Asamasetat glassial
  6. Chloroform
  7. Ethanol absolute
  8. Iso propanol
  9. n-Hexane
  10. Potassium dichromate
  11. Potassium hydrogen phtalat
  12. Dll

    Alat dan bahan di ataslah yang digunakan untuk menganalisa beberapa produksi yang ada di PKS. Adapun jenis analisa tersebut adalah :
1. Moisture content
Penentuan kadar air pada minyak produksi adalah untuk menilai kandungan zat menguap dalam minyak, yaitu jumlah zat/bahan yang menguap pada suhu 103 deg C, termasuk di dalamnya air serta dinyatakan sebagai berkurangnya berat apabila sampel dipanaskan pada suhu 103 deg C. NIlai moisture content pada CPO tidak lebih dari 0,3%.

2. Impurities content
Kadar kotoran pada minyak produksi adalah untuk menilai kadar kotoran dalam minyak yang berupa zat yang tidak larut dalam pelarut organik yang telah ditentukan, kemudian disaring dengan media penyaring dan dicuci dengan pelarut tersebut, dikeringkan lalu ditimbang. Niali dirt content pada CPO tidak lebih dari 0,03%.

3. Peroxide value
Peroksida ialah hasil oksidasi pertama yang nontransient dan terbentuk karena bertambahnya radikal aktif molekul oksigen pada gugus metilen aktif pada rantai asam lemak yang terdapat dalam minyak. Peroxide value adalah untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Proses pembentukan peroksida dapat dipercepat oleh adanya cahaya, suasana asam, kelembaban udara dan katalis (logam Fe,Co, Mn, Ni dan Cr). Peroksida juga dapat mempercepat proses tmbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Peroxide value pada minyak produksi untuk menilai bilangan Peroxide dalam minyak dengan cara titrasi ion yodida bebas dengan sodium thiosulfat.Nilai peroxide value pada CPO tidak lebih dari 1 meq/kgl.

4. DOBI
Dobi adalah indeks daya pemucatan merupakan rasio kandungan karoten dan produk oksidasi sekunder pada CPO. Nilai Dobi yang rendah mengindikasikan meningkatnya kandungan produk oksidasi sekunder (produk oksidasi dari karotenoid yang dapat terjadi dari efek rantai asam lemak teroksidasi). Nilai Dobi diukur dengan alat spektrofotometer UV-Visible, kandungan karotene diukur pada absorbens 446 nm sedangkan produk oksidasi sekunder pada absorbens 269 nm. Nilai Dobi yang baik harus lebih dari 2,5.

5. ß Carotene
Senyawa karotene adalah suatu senyawa yang larut didalam lemak, berwarna kuning sampai merah di dalam CPO, sangat dipengaruhi oleh kematangan buah. β-Carotene pada proses refinery sengaja dihilangkan untuk memperolah minyak goreng yang jernih juga menghindari terjadinya degradasi β-carotene oleh panas, padahal β-carotene merupakan pro-vitamin A dan juga sebagai antioksidan alami. Spesifikasi > 500 ppm.

5. Iodine ValueIodine Value adalah suatu besaran untuk mengukur derajat ketidak jenuhan dalam asam lemak. Ini dinyatakan dengan jumlah gram iodine yang diserap oleh 100 g lemak. Bilangan iodine tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Lemak yang akan diperiksa dilarutkan dalam iso oktan kemudian ditambahkan larutan Iodine berlebih, sisa iodine yang tidak bereaksi dititrasi dengan Na. thiosulfat. Spesifikasi > 50.

6. Pengukuran Losses
Oil losses di sterilizer condensate
Tujuan : Mengukur kehilangan minyak pada masing-masing sterilizer, memonitor efficiency sterilisation, memonitor kematangan buah yang masuk, mempelajari kehilanagn minyak yang berhubungan dengan double versus triple peak sterilizer, kualitas dari minyak sterilizer, mengetahui jangka waktu pembersihan sterilizer.
Sampling point : Ex-trap condensate setelah recycle oil, jika tidak ada recovery fit harus diambil dari ex-strilizer.
Sample size : 200 ml/1.5 jam.
Sampling methods : Sampel dikumpulkan dalam wadah bertutup dan beridentitas jelas.
Spesifikasi : Kadar minyak didalam kondensat sterilizer tidak lebih dari 1,5% (wet basis).


a. Oil losses di empty bunch
Tujuan : mengukur kehilangan minyak pada empty bunch, menghasilkan data harian dari kehilangan minyak untuk keperluan kontrol, mendeteksi FFB yang terlalu matang dan berlebih pada kapasitas thresher.
Sampling point : empty bunch conveyor setelah recycle.
Sampel size : 2 janjang/1,5 jam


b. Sampling methods : setiap janjangan ke 10 dan 20; empty bunch dengan USB dibedakan; belah memanjang menjadi empat bagian di mana 1 bagian dari setiap janjang dirajang dengan tebal 1 cm; tempatkan dalam plastik dan beri identifikasi jelas.
Spesifikasi : rata –rata USB tidak melebihi 2% dari total FFB yang diproses.


c. Oil losses di USB
Tujuan : memantau effisiensi dari proses sterilisasi dan threshing , memonitor kehilangan minyak akibat dari proses perebusan yang tidak sempurna.
Sampling point : EB conveyor sebelum dilakukan proses perebusan ulang, EB conveyor setelah recycle.
Sample size : 400 atau 200 janjang/2 jam; 5 Janjang /1.5 jam.
Sampling methods : menghitung dengan counter janjang yang tidak rontok (5% brondolan yang masih melekat pada janjangan); mengambil janjang no. 25, 30, 35, 40 dan 45. Janjang yang tidak rontok buahnya harus dikembalikan dan diganti dengan janjang kosong.


d. Oil loses di fibre press
Tujuan : mengetahui kehilangan minyak dan persentasi nut pecah dalam fibre, menentukan ratio nut/fibre untuk pressing yang optimum.
Sampling point : contoh diambil dalam jumlah yang sama dari ketiga sudut corong keluar press.
Sample size : 1 kg/1,5 jam.
Sampling methods : ditempatkan dalam wadah terpisah setiap press, wadah bertutup dan beridentitas jelas. Spesifikasi : kehilanagn minyak didalam fibre dari mesin press tidak lebih dari 7 % (dry basis); biji yang pecah di dalam fibre tidak lebih dari 20 % (biji pecah/total biji).


e. Oil losses di klarifikasi
Tujuan : memonitor effisiensi dari proses klarifikasi.
Sampling point : dari ujung pipa sludge pada tangki clarifier.
Sample size : 200 ml/1,5 jam.
Sampling methods : contoh yang diambil disimpan terpisah untuk setiap tangki clarifier. Wadah bertutup dan beridentitas.

f. Oil losses di sludge waste
Tujuan : mengetahui kehilangan minyak dalam sludge waste, mempertahankan effeciency sludge centrifuge untuk meminimalkan kehilangan minyak dan menurunkan organic loading.
Spesifikasi : < 1% (wet basis)
Kernel losses di fibre cyclone
Tujuan : mengetahui banyaknya kehilangan kernel pada fibre cyclone.
Sampling point : di bagian bawah pemutar sistem fibre cyclon.
Sample size : 1 kg/ 1,5 jam
Sampling methods : sampel dikumpulkan dalam wadah bertutup dan beridentitas jelas.
Kernel losses di winnower
Sampling point : Ex-Winnower.
Sampling size : 1 kg/1,5 jam.
Sampling methods : sample disimpan dalam wadah bertutup dan beridentitas jelas.
Kernel losses di claybath
Tujuan : untuk mengetahui total kehilangan kernel dalam shell setelah separation.
Sample point : Lubang pengeluaran cangkang dari claybath.
Sample size : 1 kg/1,5 jam.
Sample methods : sampel disimpan dalam wadah bertutup dan beridentitas

inilah beberapa hal penting yang ada di laboratorium yang biasa dikerjakan oleh para analis.

3 komentar:

 

Copyright 2012 Dunia Kelapa Sawit | Powered by blogger.com | Kebijakan Privasi | Design by Pecinta Sawit | Published by Habib Al Engineer