Rabu, 10 Oktober 2012

Harga CPO Turun, Pengusaha Sawit Lakukan Efisiensi

TEMPO.CO, Jakarta - Menyiasati penurunan harga minyak sawit mentah (crude palm oil - CPO), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melakukan efisiensi. Sekretaris Jenderal Gapki Joko Supriyono mengatakan, perusahaan mengurangi biaya-biaya pengeluaran.

Joko memperkirakan harga CPO akan terus turun hingga akhir tahun ini. Penyebabnya, stok CPO di pasar dunia masih melimpah, antara lain produksi Indonesia dan Malaysia sedang tinggi karena memasuki musim puncak panen.

“Sementara pasar Eropa melemah karena sedang mengurangi produksi biodiesel. Permintaan turun, akhirnya stok dunia meningkat,” kata Joko ketika dihubungi 
Tempo di Jakarta, Rabu, 10 Oktober 2012.

Dia berharap penurunan harga CPO di pasar dunia sudah mencapai puncak sehingga tidak makin anjlok. Joko optimistis harga akan kembali naik pada Januari 2013 di saat produksi Malaysia dan Indonesia mengalami penurunan karena sudah lewat masa panen raya.

Indonesia dan Malaysia menguasai 90 persen pasar CPO dunia. Tahun lalu, produksi Malaysia tercatat 18,9 juta ton, sedangkan produksi CPO Indonesia sebesar 22,5 juta ton. “Kami melakukan penghematan pengeluaran agar perusahaan bisa berjalan baik. Karena kami tidak tahu sampai kapan situasi ini berlangsung,” kata Joko.

Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan membatasi volume ekspor. Hal ini dilakukan menyikapi terus menurunnya harga komoditas CPO di pasar dunia.

Joko menambahkan, harga CPO memang terus turun. Bulan ini harga tercatat US$ 820 per ton, turun dibandingkan pada September yang berada di angka US$ 896 per ton. Padahal, harga CPO Agustus lalu masih di kisaran US$ 920 per ton. Bulan sebelumnya malah mencapai US$ 943 per ton.

Joko mengimbau petani kelapa sawit untuk ikut melakukan antisipasi penurunan harga CPO di pasar dunia. Sebab, penurunan harga CPO berdampak langsung pada harga pembelian Tandan Buah Segar (TBS).

Joko mengakui saat ini pengusaha kelapa sawit sudah menurunkan harga beli TBS petani. Rata-rata sekarang harga TBS sudah turun walaupun besarannya berbeda-beda di tiap daerah. Seperti di Sumatera Utara dan Riau, harga TBS saat ini sekitar Rp 800-900 per kilogram, padahal sebelumnya harga TBS bisa mencapai Rp 1.000 per kilogram.

Ketua Komisi Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat, Romahurmuziy, setuju pemerintah melakukan pembatasan volume ekspor CPO agar harga kembali naik dan stabil. Menurut dia, Indonesia dan Malaysia memang harus membuat kesepakatan langkah untuk mendorong harga naik sebagai pengendali pasokan CPO dunia.

Namun, Romi mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan tingkat penyerapan TBS petani oleh perusahaan. “Jangan sampai pembatasan ekspor ini membuat stok TBS di petani menumpuk, akibatnya petani tidak bisa mendapatkan penghasilan,” katanya.
sumber : tempo. co

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Copyright 2012 Dunia Kelapa Sawit | Powered by blogger.com | Kebijakan Privasi | Design by Pecinta Sawit | Published by Habib Al Engineer