Indonesia dan Malaysia bahas pengurangan ekspor kelapa sawit


Permintaan yang terus anjlok, akibat lesunya permintaan dunia membuat harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada perdagangan di Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), mengalami penurunan sebesar 16,3 persen, menjadi Rp 7.830 per kilogram.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan salah satu cara untuk menjaga agar harga tidak terus turun di bawah Rp 7.000 adalah dengan pengurangan ekspor yang harus dilakukan bersama Malaysia.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Deddy Saleh menyatakan pembahasan dijadwalkan dua pekan mendatang dengan delegasi Indonesia yang diwakili Wakil Menteri Perdagangan serta Direktur Jenderal Kementerian Pertanian. "Jadi masing-masing merumuskan mekanisme," ujar Deddy saat ditemui di kantornya, Selasa (9/10
Pengurangan CPO akan kan berbeda antara Indonesia dan Malaysia. Hal ini karena dua negara menguasai 90 persen lebih produksi dunia. "Jadi lebih banyak kemungkinannya untuk mengatur suplai CPO.".
Dia menyatakan Indonesia telah disiapkan beberapa skenario. Diantaranya, penebangan pohon sawit tua dan menggantinya dengan yang baru serta pengalihan produksi untuk biofuel menjadi beberapa pilihan opsi.
Saat ini, tantangan terberat Indonesia dan Malaysia soal ekspor CPO sebetulnya kampanye negatif yang menyebut produk olahan sawit itu merusak lingkungan dan menyumbang emisi karbon tinggi, dari LSM asing dan Badan Lingkungan Amerika (EPA).
"Untuk kampanye kita bisa kolaborasi dengan Malaysia. Kalau kita bersama-sama akan lebih kuat. Seperti saat kita menghadapi (laporan emisi karbon) EPA Amerika, kita bersama-sama Malaysia," katanya.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan telah berkoordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Sawit sebelum membawa rumusan pengurangan ekspor dengan pihak Malaysia di Hotel Borobudur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Copyright 2012 Dunia Kelapa Sawit | Powered by blogger.com | Kebijakan Privasi | Design by Pecinta Sawit | Published by Habib Al Engineer